A.PENGERTIAN CINTA
KASIH
Cinta adalah rasa sangat suka
atau sayang ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan
kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta atau sangat menaruh belas
kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka
(sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan. Terdapat
perbedaan antara cinta dan kasih, cinta lebih mengandung pengertian tentang
rasa yang mendalam sedangkan kasih merupakan pengungkapan untuk mengeluarkan
rasa, mengarah kepada yang dicintai.
Cinta sama sekali bukan nafsu.
Perbedaan antara cinta dengan nafsu adalah sebagai berikut :
- Cinta
bersifat manusiawi
- Cinta
bersifat rohaniah sedangkan nafsu bersifat jasmaniah
- Cinta
menunjukkan perilaku member, sedangkan nafsu cenderung menuntut.
B.UNSUR-UNSUR CINTA
Cinta juga selalu menyatakan unsur – unsur dasar tertentu, yaitu :
- Pengasuhan,
contohnya cinta seorang ibu kepada anaknya
- Tanggung
jawab, adalah tindakan yang benar – benar berdasarkan atas suka rela
- Perhatian,
merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang
lain agar mau membuka dirinya
- Pengenalan,
merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia
C. 3
UNSUR DALAM CINTA SEGITIGA
Tiga Unsur
Dalam Segitiga Cinta
Teori yang dikemukakan oleh Robert J.
Sternberg (1986) ini atau biasa disebut dengan The Triangular Theory of Love
menjelaskan bahwa cinta terdiri dari 3 komponen atau unsur. Unsur-unsurnya
adalah sebagai berikut:
1. Intimacy (Intimasi)
Intimasi adalah aspek emosi dari cinta.
Intimasi sebagai perasaan dalam suatu hubungan yang mendorong akan adanya
kedekatan dan keterikatan. Intimasi akan membuat hubungan menjadi lebih erat
antara satu dan lainnya.
2.
Passion (Gairah)
Ini adalah sisi motivasi dari segitiga
cinta itu. Sisi gairah itu memiliki peran penting bagi perkembangan fisiologis
dan keinginan yang kuat untuk bersatu dengan orang yang kita cintai. Unsur ini
berkaitan erat dengan intimasi, keduanya saling bergantian muncul terlebih
dahulu dalam suatu hubungan percintaan.
3.
Commitment (Komitmen).
Komitmen adalah sisi kognitif dari cinta.
Komitmen adalah tekad untuk memelihara cinta. Komitmen ini bertumbuh mulai dari
taraf nol saat pertama kali bertemu dengan yang dicintai dan bertumbuh semakin
saling mengenal satu dengan lainnya. Kunci dari komitmen adalah saling mengenal
dan menghargai.
D.TINGKATAN
CINTA
Didalam kitab
suci Al-qur’an ditemui adanya fenomena cinta yang bersembunyi di dalam jiwa manusia.
Cinta memiliki tiga tingkatan-tingkatan : tinggi, menengah dan rendah.
Tingkatan cinta tersebut
diatas adalah berdasarkan firman Allah dalam surah At-Taubah ayat 24 yang
artinya :
Katakanlah : jka bapak-bapak, anak-anak,
saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan,
perniagaan yang kamu khatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang
kamu sukai ; adalah lebih kamu cinta dari pada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad
di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah
tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.
Cinta tingkat tertinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah
dan berjihad di jalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepad orang
tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat terendah adalah
cinta yang lebih mengutamakan cinta keluraga, kerabat, harta dan tempat
tinggal.
Cinta yang terendah memiliki bentuk yang beraneka
ragam misalnya :
1. Cinta kepada thagut. Thagut adalah syetan, atau
sesuatu yang disembah selain Tuhan.
Dalam surat Al Baqarah, Allah berfirman :
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah
2. Cinta berdasarkan hawa nafsu
3. Cinta yang lebih mengutamakan kecintaan pada orang
tua, anak, istri, perniagaan dan tempat tinggal.
Hikamah cinta adalah sangat besar diantaranya yaitu :
Sesungguhnya cinta itu adalah merupakan
ujian yang sangat berat dan pahit dalam kehidupan manusia, karena setiap cinta
akan mengalami berbagai macam rintangan.
Bahwa fenomena cinta yang telah melekat di dalam jiwa
manusia merupakan pendorong dan pembangkit yang paling besar di dalam
melestarikan kehidupan lingkungan.
Bahwa fenomena cinta merupakan faktor utama didalam
kelanjutan hidup manusia, dalam kenal-mengenal antar mereka, juga untuk salng
memanfaatkan kemajuan bangsa.
Fenomena cinta, jka diperhatikan merupakan pengikat yang
paling kuat di dalam hubungan antar anggota keluarga, kerukunan bermasyarakat,
mengasihi sesama makhluk hidup, menegakkan keamanan, ketentraman, dan
keselamatan di segala penjuru bumi.
E.CINTA
MENURUT AJARAN AGAMA
Ada yang berpendapat bahwa etika cinta dapat dipahami
dengan mudah tanpa dikaitkan dengan agama. Tetapi dalam kenyataan hidup manusia
masih mendambakan tegaknya cinta dalam kehidupan ini. Di satu pihak, cinta
didengkan dengan lagu dan organisasi perdamaian dunia, tetapi di pihak lain
dalam praktek kehidupan cinta sebagai dasar kehidupan jauh dari kenyataan. Atas
dasar ini, agama memberikan ajaran cinta kepada manusia.
Dalam kehidupan manusia, cinta menampakkan
diri dalam berbagai bentuk. Kadang-kadang seseorang mencintai dirinya sendiri.
Kadang- kadang mencintai orang lain, atau juga istri dan anaknya, harta, atau
Allah dan Rasulnya. Berbagai bentuk cinta ini bisa kita dapatkan dalam kitab
suci Al-Qur’an.
1. Cinta Diri
Cinta diri erat kaitannya dengan menjaga diri.
Manusia senang untuk tetap hidup,mengembangkan potensi dirinya,dan meng
aktualisasikan dirinya dan ia pun mencintai segala sesuatu yang mendatangkan
kebaikan pada dirinya. Sebaliknya ia membenci segala sesuatu yang
menghalanginya untuk hidup. Berkembang, mengaktualisasikan diri, mendatangkan
rasa sakit, penyakit dan mara bahaya. Al –Qur’an telah mengungkapkan cinta
alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut
segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari dari
segala sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, melalui ucapan Nabi
Muhammad SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hal gaib, tentu beliau
akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari
segala keburukan.
“Diantara gejala yang menunjukkan
kecintaan manusia terhadap dirinya sendiri ialah kecintaannya yang sangat
terhadap harta, yang dapat merealisasikan semua keinginannya dan memudahkan
baginya segala sarana untuk mencapai kesenangan dan kemewahan
hidup.” (QS,al-Adiyat, 100:8).
“Diantara gejala lain yang menunjukkan
kecintaan manusia pada dirinya sendiri ialah permohonannya yang terus menerus
agar dikaruniai harta, kesehatan, dan berbagai kebaikan dan kenikmatan hidup
lainnya. Dan apabila tertimpa bencana, keburukan, atau kemiskinan, ia merasa
putus asa dan ia mengira tidak akan bisa memperoleh karunia lagi,”
(QS,Fushilat, 41:49)
Namun hendaknya cinta manusia
pada dirinya tidaklah terlalu berlebih-lebihan dan melewati batas. Sepatutnya
cinta pada diri sendiri ini diimbangi dengan cinta pada orang lain dan cinta
berbuat kebajikan pada mereka.
2. Cinta kepada Sesama Manusia
Agar manusia dapat hidup dengan penuh
keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya , ia tidak boleh tidak harus
membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Oleh karena itu,Allah
ketika memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti
yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang
terus menerus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan
sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberikan
pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam
cintanya kepada dirinya sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu
adalah dengan melalui iman, menegakkan sholat, memberikan zakat, bersedekah
terhadap orang-orang miskin dan tak punya, dan menjauhi segala larangan Allah.
Keimanan yang demikian
ini akan bisa menyeimbangkan antara cintanya kepada diri sendiri dan cintanya
pada orang lain, dan dengan demikian bisa merelisasikan kebaikan individu dan
masyarakat. Al-Qur’an juga menyeru kepada orang-orang yang beriman agar saling
mencintai seperti cinta mereka pada diri mereka sendiri. Dalam seruan itu
sesungguhnya terkandung pengarahan kepada mukmin agar tidak berlebih-lebihan
dalam mencintai diri sendiri.
3. Cinta Seksual
Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual.
Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan
kerjasama antar suami dan istri. Ia merupakan faktor yang primer bagi
kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda
kekuasanNya ialah Dia yang menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu
sendiri, supaya kamu cenderung, dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya
diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir.” (QS,Ar-Rum, 30:12)
Dorongan seksual melakukan
suatu fungsi penting yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis.
4. Cinta Keibuan
Kasih sayang itu bersumber dari cinta keibuan,
yang paling asli dan yang terdapat pada diri seorang ibu terhadap anaknya
sendiri. Ibu dan anak terjalin suatu ikatan fisiologi. Seorang ibu akan
memelihara anaknya dengan hati-hati penuh dengan kasih sayang dan naluri alami
seorang ibu. Sedangkan menurut para ahli ilmu jiwa berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukan karena fisologis, melainkan dorongan psikis.
5. Cinta Kebapakan
Mengingat bahwa antar ayah dan anak-anaknya
tidak terjalin oleh ikatan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu
dan anaknya , maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan
kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan,
melainkan dorongan psikis. Dorongan ini nampak jelas dalam cinta bapak kepada
anak-anaknya , karena mereka sumber kesenangan, kegembiraan baginya , kekuatan,
kebanggan ,dan merupakan faktor penting bagi kelangsungan peran bapak dan
kehidupan dan tetap terkenangnya setelah dia meninggal dunia.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan
dalam kisah Nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika
ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta,kasih sayang, belas kasihan, untuk naik
perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan Nuh memanggil anaknya – sedang anak itu
berada di trmpat yang jauh terpencil – : “Hai ..anakku naiklah (kekapal)
bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir.”
(QS, Yusuf, 12:84)
Biasanya cinta kebapakan nampak dalam
perhatian seorang bapak kepada anak-anaknya, asuhan, nasehat, dan pengarahan
yang diberiaknnya kepada mereka , demi kebaikan dan kepentingan mereka sndiri.
6. Cinta Kepada Allah
Merupakan puncak cinta manusia, yang paling
jernih, spiritual dan yang dapat memberikan tingkat perasaan kasih sayang yang
luhur, khususnya perasaan simpatik dan sosial. Cinta yang ikhlas seorang
manusia kepada Allah akan membuat cinyta menjadi kekuatan pendorong yang
mengarahkannya dalam kehidupan dan menundukkan semua bentuk cinta yang lain.
Semua tingkah laku dan tindakannya ditujukan kepada Allah, mengharapkan
penerimaan dan ridha-Nya :
“Katakanlah : “Jika kamu
(benar-benar)mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan
mengampuni dosa-dosamu.” Allah maha pengampun lagi maha penyayang” (QS Ali
Imran, 3:31)
Cinta yang ikhlas seorang manusia kepada Allah
akan membuat cinta itu menjasi kekuatan pendorong yang mengarahkannya dalam
kehidupannya dan menundukkan semua bentuk kecintaan lainnya. Cinta ini pun juga
akan membuatnya menjadi seorang yang cinta pada sesama manusia, hewan, semua
makhluk Allah dan seluruh alam semesta.
7. Cinta Kepada Rasul
Cinta kepada rasul, yang diutus Allah sebagai
rahmah bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkat kedua setelah cinta
kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam
tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
F.BENTUK
– BENTUK CINTA
Tiga Macam Bentuk-bentuk Cinta :
Eros, asal kata ini adalah dari dewa mitologi Yunani,
Eros, yang adalah dewa cinta. Eros adalah cinta manusia semata, yg diinspirasi
oleh sesuatu yang menarik dalam objeknya. Eros merupakan cinta yang tumbuh dari
seseorang kepada yang lain. Misalkan, Zen suka sama gw karna gw cantik. hehe…
misalkan lho, jangan sewot gituw ah. N faktor x lainnya yg berhubungan dengan
fisik sehingga menimbulkan gairah sex, seperti dalam Inggrisnya “Erotic”.
Storge
– Storge adalah ikatan alami antara ibu dan anak, bapak, anak-anak, dan sodara.
William Barclay menyebutkan, “kita tidak bisa tidak mengasihi anak-anak dan
sodara kita; darah lebih kental daripada air” (N.T. Words, 1974).
Philia, setingkat lebih tinggi dari eros, berhubungan
kejiwa daripada tubuh. Ini adalah cinta antar sahabat. Menyentuh kepribadian
manusia—intelektual, emosi, dan kehendak, melibatkan saling berbagi. Cinta yg
timbuh dari perhatian dan kebersamaan. Ada sedikit eros dalam philia. Kita
memilih teman karena kesenangan yang bisa kita dapatkan dari mereka. Ada
kualitas pribadi dalam mereka yang kita hargai, kepintaran dan ketertarikan
budaya, dan ekspresi diri yang saling memuaskan.
Tingkatan kasih yg paling tinggi adalah Agape. Ini adalah
kasih Tuhan, kasih yg tidak mencari kesenangan sendiri, tapi senang memberi
tanpa menuntut balas.
Cinta…terdiri dari empat aspek, yaitu: Love, trust,
respect, and honest. Cinta tanpa adanya unsur Kepercayaan, Penghargaan, dan
Kejujuran adalah suatu ketimpangan. Contohnya: apabila kita mencintai orangtua
kita, namun kita tidak mempunyai penghargaan terhadap mereka, masihkah hal
tersebut bisa dikatakan Cinta? Tentunya hanya akan menjadi hal yang sia-sia dan
menyakitkan bukan…Ataupun saat kita mencintai pasangan kita, apakah itu bisa
dikatakan Cinta saat hubungan itu tidak dilandasi oleh adanya rasa percaya dan
kejujuran dari masing-masing pihak?
G.
KASIH SAYANG
Erich Fromm dalam bukunya “Semi Mencintai” mengemukakan tentang adanya
macam – macam cinta, yaitu :
- Cinta
Persaudaraan, diwujudkan manusia dalam tingkah atau perbuatannya. Cinta
Persaudaraan tidak mengenal adanya batas – batas manusia berdasarkan SARA.
- Cinta
Keibuan, kasih sayang yang bersumber pada cinta seorang ibu terhadap
anaknya
- Cinta
Diri Sendiri, yaitu bersumber dari diri sendiri. Cinta diri sendiri
bernilai positif jika mengandung makna bahwa seseorang dapat mengurus
dirinya dalam kebutuhan jasmani dan rohani.
- Cinta
terhadap ALLAH
H. KEMESRAAN
Kemesraan
berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti
hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber
dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama
dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih. Tingkatan
kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu :
- Kemesraan
dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber. Pubertas yaitu dimana masa
remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan
seksualitasnya kuat
- Kemesraan
dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan.
Biasanya pada tahun tahun awal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa,
namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
- Kemesraan
Manusia Usia Lanjut
I.PEMUJAAN
Pemujaan adalah
perwujudan cinta manusia terhadap Tuhan. Kecintaan manusia terhadap Tuhan tidak
dapat dipisahkan dari kehidupaan manusia. Hal ini dikarenakan pemujaan kepada
Tuhan adalah inti, nilai dan makna kehidupaan yang sebenarnya. Penyebab hal
tersebut terjadi karena Tuhan pecipta alam semesta. Seperti dalam surat
Al-furqan ayat 59-60 yang menyatakan: “dia yang menciptakan langit dan bumi beserta
apa-apanya diantara keduanya dalam 6 rangkaian masa, kemudian dia bertahta
diatas singgah sananya. Dia maha pengasih, maka tanyakanlah kepadaNya tentang
soal-soal apa yang perlu diketahui.” Selanjutnya ayat 60, “bila dikatakan
kepada mereka, sujudlah kepada Tuhan yang Maha Pengasih.”
Kalau manusia cinta kepada
Tuhan karena Tuhan sungguh maha Pengasih dan Maha Penyayang. Kecintaan manusia
itu dimanivestasikan dalam bentuk pemujaan atau sembahyang. Dalam kehidupan
manusia terdapat berbagai cara pemujaan sesuai dengan agama,kepercayaan,kondisi
dan situasi. Sembahyang dirumah, dimasjid, digereja,dipura,dicandi, bahkan
ditempat yang dianggap keramat merupakan perwujudan dari pemujaan kepada Tuhan.
Oleh karena itu, pemujaan ini sebenarnya karena manusia ingin berkomunikasi
dengan Tuhannya. Hal itu berarti manusia mohon ampun atas segala dosanya,mohon
perlindungan,mohon dilimpahkan kebijaksanaan,dan sebagainya.
Pemujaan dapat menimbulkan
daya kreatifitas pecintanya dengan cara mencipta. Banyak kita temui Arca-arca
yang menggambarkan dewa-dewa yang dipuja dalam kesenian pahat.
J. BELAS KASIH
Kasih sayang atau belas kasih ialah sifat yang terdapat baik pada Allah maupun
pada manusia.
Belas kasih adalah sesuatu yang
dibutuhkan oleh semua manusia. Mungkin banyak yang mengira ini melulu tentang
uang. Bila orang berbelas kasih kepada orang lain berarti ia lalu membantu
orang itu secara finansial.
Namun tidak hanya itu, semua orang
hidup di bawah belas kasih orang lain. Bagaimana tidak, seberapa pun banyak
uang yang kita miliki, jika kita sakit dan pergi berobat ke dokter, kita
tergantung pada belas kasihan dokter. Jika kita mendapat dokter yang tidak
berbelas kasihan—hanya dimotivasi uang—penyakit kita tidak ia sembuhkan,
malahan mungkin makin parah demi kita membayar lebih banyak. Maka Wapres pun
pernah mengeluhkan kondisi ini karena akibat ketidakpercayaan terhadap dokter
Indonesia, banyak orang memilih berobat ke Singapura.
Bahkan dalam keseharian kita pun kita
harus ingat bahwa kita hidup dalam belas kasihan orang lain. Terutama di jalan
raya. Walau kita sudah berhati-hati dan berusaha menaati peraturan lalu-lintas,
jika ada satu orang saja yang tidak berbelas kasih kepada orang lain dan
berniat mencelakai hidupnya sendiri dan hidup orang lain, kita bisa celaka. Dan
masih banyak contoh lain. (Ingat kasus bom Bali, bom di depan kedutaan
Australia, korupsi, dan berbagai kejahatan lain?)
Oleh karena itu kita harus memohon
belas kasihan Tuhan dalam kehidupan kita. Dan untungnya Tuhan adalah pribadi
yang penuh dengan belas kasih dan pribadi yang murah hati. Sejak zaman Adam,
Dia memberikan belas kasih yang tak terkira, mengingat dosa dan kejahatan
manusia yang tak terperikan. Dosa-dosa kita juga. Puncaknya adalah saat Dia
menjelma menjadi manusia dan hidup di tengah-tengah kita—Yesus Kristus.
Sebagai representasi Allah, Yesus
Kristus menunjukkan belas kasih yang sangat besar. Belas kasih terbesar pengurbanan-Nya
di kayu salib yang membebaskan kita dari cekikan dosa. Seperti yang tertulis
dalam Ibrani 8:12, “Sebab Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan
mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka.”
Lalu bagaimana dengan kita yang sudah
ditebus dari dosa ini? Ada dua hal yang harus kita lakukan:
Selalu mengingat bahwa kita
hidup di bawah belas kasihan, terutama belas kasihan Tuhan. Seperti firman-Nya
dalam Roma 9:15, “Sebab Ia berfirman kepada Musa: ‘Aku akan menaruh belas
kasihan kepada siapa Aku mau menaruh belas kasihan dan Aku akan bermurah hati
kepada siapa Aku mau bermurah hati.’” Tanpa belas kasih-Nya, sebenarnya
kehidupan kita sia-sia, bahkan bisa dikatakan sebenarnya kita sudah mati.
Menaruh belas kasih kepada orang yang lebih lemah daripada kita. Kitab Amsal
19:17 mengatakan, “Siapa menaruh belas kasihan kepada orang yang lemah,
memiutangi TUHAN, yang akan membalas perbuatannya itu.” Kita orang-orang yang
sudah memperoleh belas kasihan Tuhan, sudah seharusnya menyebarkan kasih kepada
orang lain sebagai duta-duta Tuhan di dunia ini.
K. CINTA KASIH EROTIS
Cinta
kasih erotis yaitu kehausan akan penyatuan yang sempurna, akan penyatuan dengan
seseorang lainnya. cinta kasih erotis bersifat ekslusif, bukan universal,
pertama-tama cinta kasih erotis kerap kali di campurbaurkan dengan pengalaman
yang dapat di eksplosif berupan jatuh cinta. Tetapi seperti yang telah
dikatakan terlebih dahulu , pengalaman intimitas, kemesraan yang tiba-tiba ini
pada hakekatnya hanya sementara.
Keinginan
seksual menuju kepada penyatuan diri, tetapi sekali-kali bukan merupakan nafsu
fisi belaka, untuk meredakan ketegangan yang menyakitkan. Rupanya keinginan
seksual dengan mudah dapat di dicampuri atau di stimulasi oleh tiap-tiap perasaan
yang mendalam.
Dalam
cinta kasih erotis terdapat eksklusivitas yang tidak terdapat dalam cinta kasih
persaudaraan dan cinta kasih keibuan, sering kali eksklusivitas dalam
cinta kasih erotis di salah tafsirkan dan di artikan sebagai suatu ikatan hak
milik, contoh sering kita jumpai separang orang-orang yang sedang saling
mencintai tanpa merasakan cinta kasih terhadap setiap orang lainya.
Cinta
kasih erotis apabila ia benar-benar cinta kasih, mempunyai satu pendirian yaitu
bahwa seseorang sunguh-sunguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang
sedalam-dalamnya dan menerima pribadi orang lain(wanita ataupun pria). Hal ini
merupakan dasar gagasan bahwa suatu pernikahan tradisional, yang kedua
mempelainya tidak pernah memilih jodohnya sendiri, beda halnya dengan
kebudayaan barat/ zaman sekarang, gagasan itu ternyata tidak dapat diterima
sama sekali. Cinta kasih hanya di anggap sebagai hasil suatu reaksi emosional
dan spontan.
Dengan
demikian, bahwa cinta kasih erotis merupakan atraksi individual belaka maupun
pandangan bahwa cinta kasih erotis itu tidak lain dari perbuatan kemauan.
Referensi :
https://sintakusumasworowardhani.wordpress.com/2014/11/11/makalah-manusia-dan-cinta-kasihilmu-budaya-dasar/
https://dewirosdyana.wordpress.com/ilmu-budaya-dasar/bab-3-manusia-dan-cinta-kasih/
http://nurfitriapermatasari.blogspot.co.id/2015/04/manusia-dan-cinta-kasih-3-unsur-cinta.html
https://okhacool.wordpress.com/2009/01/17/3-macam-bentuk-bentuk-cinta/
https://yudhatri.wordpress.com/2011/04/06/pengertian-cinta-kasih-kasih-sayang-kemesraan-dan-pemujaan/