BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latarbelakang
Masalah
Indonesia
memiliki kekayaan alam yang sangat berlimpah, diantaranya adalah hutan tropis
yang mempunyai keanekaragaman hayati baik flora maupun fauna. Sumber daya flora
di wilayah Indonesia diperkirakan sekitar 30-40 ribu spesies, diantaranya
dikatagorikan sebagai tumbuhan obat (Wijayakusuma, 2007).
Saat ini, masyarakat semakin luas menggunakan tumbuhan
obat dalam mengatasi masalah kesehatannya dari pada menggunakan
obat-obatanmoderen. Hal ini menandai adanya kesadaran untuk kembali ke alam (back
to nature), dengan memanfaatkan produk-produk alami yang diyakini memiliki
efek samping yang relatif lebih rendah dibandingkan obat moderen.
Sejak
lama masyarakat telah mengenal dan menggunakan obat-obatan alamiah yang berasal
dari tumbuh-tumbuhan, hewan, dan mineral. Mereka meramu dan meraciknya sendiri
atas dasar pengalaman yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi
sebelumnya (Dalimartha, 2007).
Rimpangtemulawak
sejak lama dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya memiliki efek farmakologis
sebagai pelindung terhadap hati (hepatoprotektor), meningkatkan nafsu
makan, antiradang, memperlancar pengeluaran empedu (kolagogum),mengatasi
gangguan pencernaan seperti diare, konstipasi, disentriNamun mekanisme kerja
temulawak dalam mengatasi diare sampai saat ini belum diketahui.
Temulawak dan kunyit merupakan tanaman
yang sama-sama tergolong dalam suku zingiberaceae. Kedua tanaman ini
memiliki kandungan senyawa kimia yang diketahui mempunyai keaktifan fisologi
diantaranya kurkuminoid dan minyak atsiri.
Pada karya tulis mahasiswa ini, penulis akan membahas lebih lanjut
tentang khasiat temulawak sebagai obat tradisional dalam menurunkan kadar
kolesterol
1.2.
Tujuan
Tujuan
penulisan Karya Tulis Mahasiswa yang berjudul TANAMAN TEMULAWAK ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahuikandungan dalam temulawak
sebagai obat tradisional
2.
Untuk
mengetahui
manfaat yang terkandung dalam temulawak
3.
Memahami cara pemanfaatan temulawak
untuk kesehatan .
1.3.
Rumusan Masalah
1.
Kandungan apa aja yang terdapat dalam
tanaman temulawak ?
2.
Apa saja manfaat temulawak bagi
kesehatan ?
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi
Temulawak(Curcuma
xanthorrhiza) adalah tumbuhan obat yang tergolong dalam suku temu-temuan
(Zingiberaceae). Ia berasal dari Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian
menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malaysia. Saat ini,
sebagian besar budidaya temulawak berada di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan
Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China,
Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara
Eropa. Nama daerah di Jawa yaitu temulawak, di Sunda disebut koneng gede,
sedangkan di Madura disebut temulabak. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
pada dataran rendah sampai ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dan
berhabitat di hutan tropis. Rimpangtemulawak dapat tumbuh dan berkembang dengan
baik pada tanah yang gembur. Mempunyai kemiripan dengan kunyit karena daging
umbinya yang berwarna kuning. Namun temulawak memiliki ukuran lebih besar dan
tekstur lebih kasar. Seperti kebanyakan tanaman dalam famili Zingiberaceae
lainnya, temulawak juga dikenal sebagai tanaman obat karena mengandung senyawa
yang berkhasiat bagi kesehatan tubuh manusia yaitu minyak astiri. Dimana
didalamnya terdapat zat xanthorizol, germaken, isofuranogermakren, trisiklin,
alloaromadendren, fellandren, ar-turneron, dan turmerol, kurkumin, desmetoksokurkumin,
zat tepung, kamfer, glikosida, toluylmetilkarbinol dan 1-sikloisoprenmyrsen.
2.2. Morfologi
Klasifikasi :
Divisi :
Spermatophyta
Sub divisi :
Angiospermae
Kelas :
Monocotyledonae
Ordo :
Zingiberales
Keluarga :
Zingiberaceae
Genus : Curcuma
Spesies : Curcuma xanthorrhiza.
Deskripsi :
Tanaman terna
berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapi kurang dari 2m,
berwarna hijau atau coklat gelap. Akar rimpang terbentuk dengan sempurna dan
bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batang mempunyai daun 2 – 9 helai
dengan bentuk bundar memanjang sampai bangun lanset, warna daun hijau atau
coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 –
18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80cm. Perbungaan lateral,
tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 – 23cm dan lebar 4
– 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan
mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 – 13mm, mahkota bunga
berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk
bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau
merah, panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1cm.
2.3. Kandungan
Kandungan
Tanaman Rimpangtemulawak mengandung kurkuminoid , mineral minyak atsiri serta
minyak lemak. Tepung merupakan kandungan utama, jumlahnya bervariasi antara 48
– 54 % tergantung dari ketinggian tempat tumbuhnya, makin tinggi tempat
tumbuhnya makin rendah kadar tepungnya. Selain tepung , temulawak juga
mengandung zat gizi antara lain karbohidrat, protein dan lemak serta serat
kasar mineral seperti kalium ( K ), natrium ( Na), magnesium (Mg ), zat besi
(Fe), mangan (Mn ) dan Kadmium ( Cd). Komponen utama kandungan zat yang
terdapat dalam rimpangtemulawak adalah zat kuning yang disebut ” kurkumin” dan
juga protein ,pati, serta zat – zat minyak atsiri.Minyakatsiritemulawak
mengandung phelandren, kamfer, borneol, xanthorrizol, tumerol dan sineal.
Kandungan kurkumin berkisar antara 1,6% – 2,22% dihitung berdasarkan berat
kering. Berkat kandungan dan zat – zat minyak atsiri tadi, diduga penyebab
berkhasiatnyatemulawak. Kandungan Zat Aktif TemulawakKurkumin, kurkuminoid,
P-toluilmetilkarbinol, seskuiterpen d-kamper, mineral, minyak atsiri serta
minyak lemak, karbohidrat, protein, mineral seperti Kalium (K), Natrium (Na),
Magnesium (Mg), Besi (Fe), Mangan (Mn), dan Kadmium (Cd). Mekanisme Kerja
KurkuminoidKurkumin yang dapat menurunkan SGOT dan SGPT sampai tingkat normal.
Kurkuminoid dalam temulawak dapat meningkatkan sekresi cairan empedu yang
berguna untuk mengemulsikan lemak serta dapat menurunkan kadar lemak dalam
darah dan hepatoprotektor. P-toluilmetilkarbinol dan seskuiterpen d-kamper
untuk meningkatkan produksi dan sekresi empedu serta turmeron sebagai
antimikroba. Minyak atsiri berefek merangsang produksi empedu dan sekresi
pankreas serta mempunyai kemampuan sebagai bakterisid maupun kemampuan
melarutkan kolesterol. Pada dosis tinggi, minyak atsiri dapat menurunkan kadar
enzim glutamate Oksaloasetat transaminase dalam serum (SGOT) dan enzim
glutamate Piruvat transaminase dalam serum (SGPT).
2.4. Manfaat
1.Rimpangtemulawak digunakan sebagai
bahan obat-obatan tradisional dan minuman penyegar.
2. Obat sakit maag, susah buang air
besar, sariawan, sembelit, penyakit eksim,
ginjal, asma, kolesterol, batuk, hepatitis.
3. Menambah nafsu makan.
4. Membersihkan darah.
5. Mengobati penyakit kuning (gangguan
pada hati/lever), demam malaria,
sembelit,
badan yang terlalu lelah karena kebanyakan kerja atau sehabis jatuh sakit.
6.Rimpang mengandung 48-59,64 % zat
tepung, 1,6-2,2 % kurkumin dan 1,48-1,63 % minyak atsiri dan dipercaya dapat
meningkatkan kerja ginjal serta anti inflamasi.
7.Obat jerawat, anti kolesterol,
anemia, anti oksidan, pencegah kanker, dan anti mikroba.
2.5. Temulawak sebagai anti kolesterol
Metode yang banyak dikembangkan karena dianggap tidak
mengakibatkan efek samping yang membahayakan adalah peng-gunaan tanaman obat
tradisional. Salah satu tanaman obat yang telah terbukti dapat menurunkan kadar
kolesterol tubuh yang berlebih akibat pola makan yang salah adalah Curcuma
xanthorrhiza atau yang lebih populer dikenal sebagai temulawak.
Rimpangtemulawak mengandung beberapa zat warna, seperti zat kuning yang disebut
kurkuminoid, kemudian minyak atsiri, yang menyebabkan bau dan rasa khas,
dan juga zat yang berwarna coklat kehitaman dan lengket yang disebut resin.Dari
ketiga zat tersebut, menurut ahli obat herbal Fakultas Farmasi Universitas
Gajah Mada (UGM), Dr. SuwijiyoPramono, DEA, Apt., hanya kurkuminoid-lah yang
dapat menurunkan kadar kolesterol tubuh dalam jumlah yang signifikan.
“Minyak atsiri justru menimbulkan efek yang berlawanan
karena dapat meningkatkan nafsu makan, sedangkan resin merupakan zat yang tidak
larut dalam air dan tidak menyehatkan,” kata ahli farmasi itu. Oleh karena itu,
untuk mendapatkan efek yang diinginkan, kedua zat tersebut harus dihilangkan
dari ekstrak temulawak yang sudah dibuat melalui proses purifikasi
(pemurnian). “Setelah ekstrak temulawak itu dimurnikan, baru dibuat sediaan kurku-minoiddala
bentuk kapsulterstandar supaya kadarnya stabil,” ujarnya.
Menurut Pramono, berdasarkan hasil uji klinis yang dilakukan
terhadap delapan puluh persen pasien rawat jalan dengan kadar kolesterol lebih
dari 200 mg/dl, pemberian dua kapsul ekstrak temulawakterpurifikasi dengan
kadar kurkuminoid 20,67 % dua kali sehari selama tiga puluh hari dapat
menurunkan kolesterol total hingga 18,25 %. Walaupun tidak dapat menaikkan
kadar HDL (High Density Lippoprotein) atau “lemak baik”, namun, kata Pramono,
pemberian ekstrak temulawak tersebut dapat menurunkan kadar LDL (Low Density
Lippoprotein) atau yang sering disebut dengan “lemak jahat”.
2.6. Dosis
pembuatan temulawak
Untuk menurunkan kadar kolesterol temulawak cukup diolah
dengan cara dikeringkan kemudian ditumbuh dan diseduh dengan air panas 1 gelas.
Setelah berubah warna menjadi lebih pekat, air seduhan dapat disaring dan
kemudian diminum langsung dengan dosis 2 kali sehari masing-masing 1 gelas.
BAB
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Rimpangtemulawak dikenal sebagai tanaman obat, diantaranya
memiliki efek farmakologissalah
satunya sebagai obat penurun kadar kolesterol. Dengan cara pemilihan
rimpangtemulawak yang benar serta pengolahan yang baik, rimpangtemulawak
tersebut dapat dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit..
Temulawak
ternyata sangat mudah ditanam karena lokasi penanaman dapat berupa lahan
tegalan, perkebunan atau pekarangan. Maka kita bisa memanfaatkan lahan
kecil yang tidak terpakai untuk penanaman temulawak ini.
3.2. Saran
Obat tradisional temulawak sangat
mudah di tanam, melihat manfaatnya
yang
sangat berarti, maka kita diharapkan mampu memanfaatkannya sebagai obat
tradisional yang sangat mudah didapatkan. Oleh karena itu mari kita mencintai
dan membudidayakan tanaman obat temulawak.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 1994. Hasil
Penelitian Dalam Rangka Pemanfaatan
Pestisida
Nabati. Prosiding Seminar di Bogor
1 – 2 Desember 1993.
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor. 311
Hal.
Anonimous. 1989. Vademekum
Bahan Obat Alam. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta. 411 Hal.
Anonimous. 2001. Profil
Tanaman Obat di Kabupaten Sumedang.
Pemerintah Kabupaten Sumedang. Dinas Kehutanan dan
Perkebunan. Hal. 37.
Rahmat Rukmana, Ir. 1995. Temulawak: Tanaman rempah dan obat. Penerbit Kanisius.
Yogyakarta
Sardiantho. 1997. Empat
Tanaman Obat untuk Asam Urat. Trubus No. 331 Jakarta,
Februari 2000 Sumber: Sistim Informasi Manajemen Pembangunan
di Perdesaan,
BAPPENAS Editor : Kemal Prihatman
No comments:
Post a Comment